Friday 18 December 2009

Panggung Berdawai part I

'Panggung adalah wujud dari harga dirimu sebagai seorang seniman... Ketika di atas panggung kamu adalah bintang sekaligus pecundang...'

"Hoaaahm..."
"Den.. Den.. bangun Den"
"Ah ada apa Risa??? Hoaaahm.."
"itu tuh Bu Eve mendekat... cepat bangun...", bisik Risa.
Bu Eve ato lengkapnya Evelyn Sumarjo, guru musik SMA Prodigy adalah guru yang dicap tegas sekaligus cukup galak...
"Saudara Deni..."
"I... Iya Bu, ada apa??"
"Anda mengerti dengan benar kan peraturan di kelas saya???"
"I.. Iya Bu"
"Lalu mengapa anda tertidur dengan lelap??? Kemarin anda ronda???"
"Ti... Ti... Tidak bu..."
Sebenarnya tadi malam Deni dan teman-temannya menghabiskan waktu di disko berpesta pora hingga pagi hari
"Lalu??"
"Lalu apa Bu??? Saya tidak mengerti"
"HEH JANGAN MAIN-MAIN YA KAMU SAMA SAYA!!!! KAMU BISA BAYANGKAN APA YANG BISA SAYA LAKUKAN PADA MURID SEPERTI ANDA!!!"
"Ma.. Maaf Bu, saya hanya lelah saja Bu, semalam saya dari..."
"Kemarin saya minta Deni ke ke rumah saya Bu, untuk membantu mengerjakan tugas prakarya saya bu...", potong Risa.
"Benarkah itu Den???", tanya lagi ibu Eve
"Eu... Be... Be nar bu..."
"Oke kali ini kamu ibu ampuni, lain kali awas ya!!!"
"I... Iya bu..."

Ya..
Nama saya Deniarto Wahyudi Nugroho atau Deni saja cukup... Saya adalah anak dari komposer terkenal, Dodi Firmansyah dan pianis terkenal, Erica Kurniawan... Kakak saya bernama Roni Darmawan adalah seorang gitaris yang sedang naik daun... Bahkan adik saya adalah seorang musisi di SMP nya... Keluarga saya adalah keluarga musisi... Semuanya memiliki bakat untuk menjadi musisi besar... Bahkan kakek saya, Walter Bloomingdale adalah pencipta lagu "The white of London", lagu yang sangatlah terkenal di seantero dunia... Sedangkan saya??? Ah saya bukanlah seorang musisi... Nilai musik saya di Sekolah adalah yang terburuk... Saya tidak berbakat entah mengapa...

"Kamu itu berbakat Den... bahkan mungkin kamulah yang terbaik di antara saudara-saudaramu... Kamu hanya belum menyadarinya...", ungkap ibuku ketika aku beranjak ke kelas 2 SMA.

Saya justru merasa lebih berbakat di dunia akting, saya adalah pemeran utama di teater...

Teman yang tadi menolong diriku, namanya Risa atau lengkapnya Marissa Kurniadi Putri... Ayahnya adalah seorang jutawan dari bisnis minyak zaitun di New York, beliau hanya pulang ke Bogor 6 bulan sekali... Ibunya juga mengikuti ayahnya tinggal di New York... Dia memilih tinggal di Bogor bersama adik, Ardi Kusuma dan bibinya, Santi Wijaya... Bibinya adalah seorang PNS yang bekerja di perusahaan listrik negara... Risa adalah sahabat saya semenjak SD, hingga kini dia adalah tetangga sebelah rumah saya... Dia adalah siswi yang pintar, hampir setiap tahun dia adalah peringkat pertama... Dia berpacaran dengan lelaki tertampan di sekolah, Irwan Kurnia Hermansyah... Dia adalah sahabat saya yang paling setia... Dia juga sangat hebat dalam memainkan biola... Dia adalah violist terbaik SMA Prodigy... Banyak kejuaraan yang telah dia menangi, bahkan dia sering main di festival-festival besar di Balai Sarbini, Jakarta... Boleh dikatakan kemampuan bermusiknya jauh lebih hebat dibandingkan saya... Saya memetik gitar pun tak bisa...

TRIIIIIIING....
Bel sekolah pun berbunyi...
Seperti biasa aku dan Risa pulang jalan kaki...

"Ris, kamu tadi kenapa berbohong pada Bu Eve???"
"Ya aku kan sahabat kamu, masa aku ga nolongin kamu??? lagipula aku tau ko kamu kemarin ke mana, jangan diulangi lagi atuh Den"
"Oh ya??? Ko kamu tau???"
"Ya iyalah aku telpon rumah kamu, kata ibu kamu, kamu lagi pergi nonton, trus aku telpon Dinar, katanya kamu ngedugem... ya ampun Den kamu tuh ngapain sih?"
"Aku kan cuma mau coba-coba aja Ris..."
"Iyah tapi kan ga baek..."
"Iyah iyah aku ngerti... Aku juga tau... aku ga perlu diatur!!!"
"Ih ko kamu jadi marah gitu???"
"Kamu ngapain coba ngatur-ngatur aku??!! kamu kan bukan pacar aku!!! Urus aja tuh si Irwan... Kan dia butuh disayang sama kamu..."
"Ih maksud kamu apa sih Den??? Aku ga suka..."
"Aku benci kamu!!! Kamu ga kaya biasanya!!!", Teriak Risa sambil berlari menjauhi Deni...

Aku hanya bisa terdiam...
Ah apa yang kupikirkan??? Risa, sahabatku, gadis yang dulu pernah mengucapkan kata "aku suka kamu", aku sakiti hatinya... Bodohnya diriku... Tak sadarkah aku dia itu perhatian padaku??? Maka karena itu dia melarangku ke diskotek??? Ah bodohnya diriku... Sahabatku sendiri, kudepak, kusakiti hatinya...

Hari demi hari pun kami lewati tanpa saling menyapa... Hatinya terlalu sakit untuk menyapa diriku... Ya memang kejadian tempo hari itu karena kebodohan diriku... Ingin sekali ku meminta maaf pada dirinya... Namun sulit bagiku tuk mengucap kata maaf...

Waktu demi waktu yang terlewati, kini kami pulang secara terpisah, tiada lagi telepon darinya, tiada lagi gadis yang membangunkanku dari tidurku... Tiada lagi tempat bagiku bercerita... Tiada lagi gadis yang selalu menceritakan hari-harinya padaku... Namun hari demi hari yang kulewati, aku berusaha untuk melupakan dirinya... Aku harus bangkit... Pemimpin harus bangkit di saat yang lait tak dapat membangkitkannya...

Tidak terasa kini sudah menjelang akhir dari tahun ajaran,

Pagelaran seni semakin mendekat, waktuku mulai banyak terhabiskan di teater... Aku memainkan peran Sangkuriang... Aku harus berlatih dengan keras... Ternyata untuk pagelaran kali ini, kami akan diiringi oleh 'Sound of Prodigy' yang diketuai oleh... Risa!!! Sehingga kita akan sering berlatih bersama-sama...

Bersambung di part II

No comments:

Post a Comment